Sabtu, 27 Februari 2010

hidup itu kekal, cinta itu abadi. dan kematian hanyalah sebuah horizon

"hidup itu kekal dan cinta itu abadi,kematian hanyalah horizon dan sebuah horizon tak lebih dari sekedar batas pandang kita"

itulah kata-kata terakhir darimu. sebelum semuanya musnah dan berakhir...
sabtu itu, malam yang indah...yang ingin kau habiskan bersamaku
"jalan-jalan yu..!" kau mengajakku
"hmm.....boleh" sebenarnya aku enggan, tapi aku tak ingin melihat raut kecewa di wajahmu.
"oke, jam 7 malam ya..aku tunggu di tempat biasa"
"yeah..c u there"

sebenarnya aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan kekasihku, tidak dengannya yang hanya sekedar sahabatku. aku ingin sekali menolak ajakannya tapi aku tak kuasa. aku bimbang dalam kesendirianku..menerima ajakannya dengan rasa terpaksa atau menolaknya dengan rasa bersalah. tidak ada yang baik antara kedua pilihan itu. akhirnya aku memutuskan sesuatu. sebuah plihan yang telah merubah hidupku untuk selamanya..

aku meneleponmu

"hai" sapa ku
"hai,nanti malam jadi kan?" nadamu riang penuh harap
"hhhh.....maaf,sepertinya aku tidak bisa"
"kenapa?" tanyamu dengan nada cemas campur kecewa
"ingin lihat bintang dari atap..sendiri saja. aku butuh waktu untuk sendiri" aku berbohong (entah kenapa tidak ada rasa sesal pada nada bicaraku..)
"kau sungguh tidak ingin menemaniku?malam ini saja?" kau masih berharap
"tidak bisa" jawabku datar
"oh...baik kalau begitu..aku tetap ingin jalan2..kepalaku penat sekali"
"oh ya?hati-hati ya.besok2 pasti aku temani kau"
"hei,sebentar..aku ingin menyampaikan pesan ini" katamu tergesa..
"apa?"
"hidup itu kekal dan cinta itu abadi, kematian hanyalah horizon..dan sebuah horizon tak lebih dari sekedar batas pandang kita"
"maksudnya?" tanyaku bingung
"suatu saat kau akan mengerti"
"ya,,semoga"

ku tutup telepon dengan hati gelisah..ya..aku memenangkan ego ku..
aku hanya ingin berdua dengan kekasihku..itu saja
permintaanku sederhana....dan aku mendapatkannya...

***

di bibir sebuah pantai..duduk seorang wanita sederhana yang tak menghendaki leukimia menggerogoti tubuhnya.
memandang jauh pantai serta riuh ombak yang naik-turun..seperti nafasnya saat ini
ia menggenggam pasir..kemudian melepasnya di pantai...
dalam hatinya bersenandung
"aku tidak butuh detik lebih banyak untuk menyatu dengan gelombang samudra yang arif....saat ini pun aku bisa..dan tak lama lagi,aku akan segera pulang..beralih dari kehidupan ini..menuju alamku yang sebenarnya..dimana hatiku benar2 hidup, tak ada lagi ruang untuk mengeluh karena rasanya sebuah keluhan tidak lagi dibutuhkan. alamku berbeda denganmu sahabat..kau tidak dapat menjamahku, tapi ketahuilah..aku akan selalu menjagamu dimana pun kau berada..aku janji..tidak akan meninggalkanmu bila kau ingin bersamaku. aku akan selalu menemanimu jalan-jalan di malam yang suntuk.ingat itu kawan, apa pun yang terjadi nanti..pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu"

hanya langit dan samudra yang dapat mendengar senandung hatinya. ombak pun memecah bibir pantai..angin malam yang menusuk kulit membuat tubuhnya tak lagi mampu menahan sakit. darah itu mengalir..tanpa dosa...ia mengalir..keluar...melalui hidung, mulut, telinga..
gadis itu hanya tersenyum,,,berbaring di atas pasir..menikmati setiap aliran darah yang keluar dari tubuhnya..menikmati betapa sakit tubuhnya...menjalani dengan nikmat detik demi detik sakaratul maut. tanpa sahabatnya di sisinya..tanpa siapa pun..hanya ada dirinya dan jiwanya yang ingin terbang bebas. meninggalkan raga yang sudah habis masanya di dunia ini.

"Tuhan, aku ingin pulang..sampaikan salam pada sahabaku..aku bersyukur memiliki sahabat sepertinya..dan kini aku pulang..tidak lagi akan menganggu waktunya....aku akan menjaganya selalu..tolong sampaikan ini Tuhan"

bersama debur ombak yang naik turun, angin malam yang mencumbu dan bintang yang tersenyum centil..menemani jalannya pulang. dengan damai, suka cita dan tanpa beban

***

di tepi sebuah pusara...seorang lelaki tertunduk dengan dada sesak.
sudah tiada guna sesal itu. air mata pun tak lagi dapat membangkitkan jiwa yang telah tidur dengan nyaman.
dengan tangan terkepal ia memukul bumi. meronta dan menyesal...akan sebuah keputusan di malam itu
inilah harga yang harus ia bayar. sebuah kemenangan ego dibayar dengan kepulangan seorang sahabat untuk selamanya...
hanya tersisa andai..andai yang tak bisa terulang...
andai saja malam itu aku meyambut ajakannya..
andai saja malam itu aku tidak mementingkan diriku sendiri
andai saja aku dapat bersikap lebih dewasa..
andai saja.....................................

***

kini aku mengerti kata-katanya...
kematian hanyalah sebuah horizon
kini, bila aku ingin bertemunya..aku hanya cukup menyingkap batas itu.
memandang ombak yang memecah di bibir pantai, menatap langit yang indah dengan bintangnya yang berkelip centil,bahkan hanya dengan memandang segelas air putih..aku dapat memandangmu..
kau selalu disampingku..menatapku,,dan aku dapat merasakannya..cintamu
cinta seorang sahabat yang tak terbatas ruang dan waktu...
aku bahagia pernah mengenalmu..dan kini aku tidak akan membuang sedikit pun waktuku bersama sahabat hanya untuk memenangkan egoku..

ahh....selalu saja kau punya cara untuk menyadarkan aku..
melihat betapa egoisnya aku..
tapi aku beruntung memiliki sahabat sepertimu..
andai kau ada disampingku saat ini..ingin rasanya mencium keningmu...

tapi aku rasa kau sedikit curang..kau selalu dapat mencium keningku dan mengantarku dalam tidur malamku...tapi aku belum pernah sekali pun mencium keningmu...
hmmmm...tapi tetap saja...aku beruntung memiliki sahabat sepertimu...

keep our friendship...u'll aways in my heart..walaupun beda dunia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar