Sabtu, 28 April 2012

Seperti anak-anak


Jangan pernah kehilangan jiwa kanak-kanak dalam pendewasaanmu, karena ia jujur, ceria, dan cepat melupakan yang tak perlu. (Mario Teguh?


Sampai saat ini, anak-anak selalu berhasil membuat saya jatuh cinta. Sampai-sampai, tawaran untuk mengajar di daerah yang jauh dari peradapan pun saya sanggupi, dan hampir rutin saya lakukan karena saya terlanjur jatuh cinta pada binar mata mereka. Oh, God kalau saja saat itu saya sedang tidak dikejar deadline skripsi diiringi "ocehan" tanda sayang dari sahabat saya (semoga kamu baca ini >.<), pasti akan saya tempuh perjalanan 8 jam Bogor-Jakarta hanya untuk bertemu, bermain, dan belajar bersama mereka. Walaupun tak seharga dengan materi dan tenaga yang dikeluarkan, tetapi senyum dan semangat mereka mampu membayar lelah saya =)

Anak-anak, selalu memiliki semangat berkali-kali lipat jumlahnya dibanding kita, orang dewasa. Memiliki lebih dari sekeranjang tawa untuk membuat hari-hari lebih berwarna, dan memiliki lebiiiihhhh dari segumpal kata maaf untuk memaafkan sebuah kesalahan. Saya selalu kagum pada mereka. Dalam perbincangan dengan sahabat yang selalu kami lakukan di atap rumah sambil menatap bintang, kami selalu bermimpi "andai kita masih anak-anak". Tidak perlu ada permusuhan satu minggu, satu bulan, satu tahun lamanya. Kesalahan akan cepat termaafkan, senyuman akan senantiasa menghias wajah dan semangat, seakan tanpa ampun memenuhi relung jiwa. Ah, anak-anak....

Saat ini, saat kita tumbuh dewasa, mengapa masa kanak-kanak seakan tiada. Seolah masa kanak-kanak terletak jauh sekali di belakang, terlupakan begitu saja. Seolah-olah kita lahir ke dunia, dan langsung berumur 17 tahun. Kemana masa sifat anak-anak yang jujur, penuh tawa, dan pemaaf?

Pertengkaran tidak cukup diselesaikan dalam waktu satu hari, kejujuran menjadi hal yang tabu untuk diucapkan, dan butuh ribuan tenaga kuda hanya untuk membawa sekeranjang tawa, hal ini yang terkadang saya rasakan sebagai orang dewasa. Kita menjadi orang dewasa, tanpa kehilangan sifat baik anak-anak, yang jujur, ceria, dan pemaaf. Sungguh, saya ingin sekali. Bersahabat tanpa pretensi, ambisi dan tendesi dari, oleh, dan kepada pihak manapun. Saya ingin seperti anak-anak yang tulus menerima tanpa banyak menilai. Tentu, sebagai orang dewasa banyak hal yang harus kita pertimbangan, ada banyak rancangan cetak biru impian yang harus kita bangun dalam kehidupan. Bukan menjadi orang dewasa yang kekanak-kanakan, tetapi menjadi orang dewasa yang selalu dapat bercermin pada anak-anak. Makhluk paling jujur di dunia. 

Menjadi orang dewasa yang memiliki sifat anak-anak, bukan orang dewasa yang kekanak-kanakan. (become childlike, but not become childish)

Bagi saya, anak-anak adalah tempat saya bercermin, dan rumah bagi jiwa saya yang selalu mengingatkan saya, darimana saya berasal.


Chidren is the most honest person in the world (Mr. Win)

Kamis, 19 April 2012

RIndu

Saya rindu kamu, sungguh!