Jumat, 29 Oktober 2010

aku merindukanmu hari ini

aku hanya merindukanmu hari ini
itu saja
andai kita bisa bersama lebih lama untuk berbagi cerita dan canda
hmmm......kalau pun itu terlalu sulit untuk dipenhi, setidaknya responlah pesan singkat yang ku kirim padamu...

Kamis, 07 Oktober 2010

Tuhan dan sahabat menyapaku dalam ritual pagi dan malamku

Tuhan yang disebut dengan banyak nama dan disembah dengan berbagai cara. Tuhan yang aku percaya ada di setiap tempat. Tuhan yang tidak perlu aku hampiri masjid untuk melihat wajahmu, atau memanggil namaMu lewat bisikkan kidung puji-puji dalam kebaktian.
Tuhan yang dekat denganku, Tuhan yang tidak aku sadari
Tuhan yang sering aku lupakan
Tuhan yang tidak perlu aku sembah dengan menyalakan sebuah dupa.
Tuhan yang aku Percaya

aku hanya ingin berbagi cerita dan doa

aku merindukan sahabatku. sahabat yang dengannya aku dapat merasakan kenyaman yang tidak tergantikan dengan apapun di dunia ini. sahabat lelaki yang gembul tetapi baik hatinya.
sahabat yang dengan setia mendengar ceritaku sambil menatap bentuk-bentuk awan di langit
sahabat yang mendengarkan ceritaku dari bibir sebuah danau dan puncak menara.
aku merindukan sosoknya
aku merindukan saat-saat aku dapat bercerita lepas dengannya

Tuhan aku hanya berusaha jujur apa adanya. tidak bermaksud untuk berkhianat pada siapapun.
aku hanya rindu sosoknya
sahabat terbaikku

Tuhan yang disebut dengan banyak nama
engkau hadir dengan banyak tanda tanya.
aku mencarimu di sebuah wihara
aku menyanyikan kidung suci di sebuah katedral yang megah
aku menyapamu di setiap sujud terakhirku
aku berziarah ke makam tempat orang suci bersemayam
lelah pencarianku
aku tidak menemukanmu
lalu Kau menyapaku dalam sebuah ritual menyepi
meditasi rutin setiap pagi dan malam hari
sebuah ritual yang kerap juga aku tinggalkan

Tuhan seperti sahabatku, hadir dalam meditasi pagi dan malamku
meninggalkan senyum terbaiknya yang menjadi penyemangat di setiap hariku

Rabu, 06 Oktober 2010

rindukan kenyamanan itu

aku hanya ingin kita dapat bercengkrama seperti dulu
walau hanya sebentar
aku ingin bercerita dengan lepas
tanpa beban
tanpa rasa bersalah atau berkhianat

Minggu, 03 Oktober 2010

selamat jalan momo..

2 oktober, bertepatan satu tahun batik dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia yang harus tetap dilestarikan. tapi euforia itu hanya terjadi tahun lalu, tahun ini semangat batik sudah meredup, tidak lagi seperti tahun lalu. pada tanggal 2 Oktober, semua wajib memakai batik.

tapi tulisan ini tidak berbicara mengenai batik

ini tentang hamster kesayanganku bernama momo, yang sudah menjemput ajal. dimakan oleh seudaranya sendiri yang bernama mimi. tepat ketika aku ingin melepas mereka. mengembalikan mereka ke habitat aslinya. membiarkan mereka hidup dengan bebas, mencari makan dengan mandiri, bersaing melalui proses seleksi alam dan mati dengan tenang. mati dengan memilih jalannya sendiri. tapi aku terlambat, momo sudah menemui ajalnya, tepat di kandangnya sendiri. kandang yang berbentuk rumah, yang aku atur senyaman mungkin untuk tempat tinggalnya. tempat yang menurutku sangat nyaman untuk tempat tinggal seekor hamster. sekali lagi, itu semua menurutku.

tapi nyatanya aku salah, momo tidak selalu nyaman. itu telihat dari betapa senangnya ia bermain, berlari ke kolong bangku dan tempat tidur ketika aku melepasnya keluar kandang.

hewan, sama sepertiku juga makhluk bebas yang tidak ingin dikurung. mereka ingin bidup bebas, dan mati dengan jalan yang dipilihnya sendiri.
momo seharusnya hidup bebas, bukan di dalam kandang, bukan hidup untuk dilihat sebagai makhluk lucu yang senang berputar di roda putarnya atau sebagai makhluk dengan ekspresi menggemaskan ketika sedang menyantap biji bunga matahari. dia juga ingin berlari di lapangan luas, berlari ketakutan dan mengumpat ketika sedang diintai oleh kucing. mencari makannya sendiri dan memilih tempat tidurnya sendiri..

aku ingin membebaskanmu, tapi kamu sudah terbebas..dengan jalanmu sendiri...
selamat jalan momo

sudah, aku tidak ingin lagi memuaskan keinginanku dengan memelihara hewan hanya untuk dinikmati kelucuaanya, hanya untuk hiburan semata. aku pikir itu tidak manusiawi..uppzz...memang tidak

cibiran di gang senggol

hari ini seperti biasa, bangun subuh, menggeliat, lalu keluar kamar dan menyaksikan siaran gosip di tv..
sebuah sarapan pagi yang rutin aku santap
kini zaman sudah berubah, tidak seperti ketika aku masih duduk di bangku sekolah dasar.
bangun pagi aku disuguhi dengan berita pagi, belum lagi kalau sedang ada pidato presiden yang menyiarkan siaran langsung. aku sangat jengkel dibuatnya. karena itu berarti siaran yang seragam menghiasi semua stasiun televisi. tidak ada film kartun favoritku, hanya ada siaran langsung berupa pidato panjang dengan untaian kata-kata rumit membicarakan nasib negeri ini. aku sama sekali tidak mengerti.

perubahan terjadi seiring dengan perkembangan zaman, kini setiap pagi, hanya gosip yang aku dengar. berupa siaran langsung dan hampir seragam di setiap stasiun tv. sampai jengah aku mendengarnya. entah kenapa membicarakan aib orang lain merupakan hobi menarik di negeri ini. dan gosip identik sekali dengan kaum hawa. mengapa kaum hawa? yang selalu di cap hobi bergosip, di gang senggol sore hari sambil menunggu suami pulang ke rumah, mengawasi anak bermain atau sedang menunggui anak sekolah.
gosip, menjadi tontonan wajib ibu-ibu. terkadang aku tidak setuju dengan pendapat ini. tapi melihat kenyataan yang ada, apa mau dikata. memang itu nyata.
di gang senggol dekat rumahku, tetangga sedang membicarakan perilakuku, suka pulang malam, sering membawa laki-laki bermain di rumah, cuek terhadap tetangga, tidak aktif pada kegiatan karang taruna. ya, gosip tentangku hanya seputar itu. sampai-sampai ibuku menyarankan aku untuk pulang ke rumah melewati pintu dan gang yang berbeda. untungnya rumahku memiliki pintu samping yang dapat tembus di gang yang berbeda, gang yang aku lewati tanpa harus melintasi gang senggol tempat bergosip itu.

ibu sering memperingatkan aku untuk menjaga sikapku di depan mereka. tapi aku tidak peduli, dari dulu memang begitu. aku tidak pernah peduli apa kata orang lain. aku sering pulang malam dengan alasan yang positif. membaca buku di taman bacaan sampai malam, belajar bersama, shalat isya berjamaah, lalu pulang ke rumah. memang, aku bisa tiba di rumah sampai jam 10 malam. tapi aku tetap bertahan dengan alasan yang positif. tidak terima di cap tidak baik begitu saja.

aku menghindari pertemuan dengan laki-laki di luar rumah, karena menurutku laki-laki adalah sosok yang tidak aman, mereka berbahaya. maka aku mencari tempat aman agar aku dapat bercengkrama bebas dengan teman laki-laki ku..aku memilih rumah sebagai tempat kami bersenda gurau. dan ibu, lebih senang dengan keputusanku itu. memang lebih aman di rumah..aku terlindungi..

gosip, digosok makin sip. semakin dibicarakan semakin berkembang, seperti jamur. sudah kebal aku dengan gosip. sudah kebal telinga ibuku mendengar tetangga berbicara tentangku. berbicara mengenai diriku dengan nada sok tahu, tapi mereka memang tidak tahu apa-apa...
aku acuh, tak peduli..

sampai saat ini, aku pun acuh. tidak peduli dengan apa kata mereka yang membicarakanku di belakang.
aku tetap bertahan pada pendirianku
aku tetap berusaha memberi yang terbaik. dan aku disini, di jalan ini, dengan langkah penuh semangat..membuktikannya pada mereka, yang memandang sebelah mata padaku...

aku memang seperti ini, lalu mau apa?