Selasa, 02 September 2014

Transisi

Pernahkah kamu berada pada masa di mana dunia terasa tidak seharusnya begini. Masa di mana tidak jelas keberadaanmu, antara titik hitam dan putih. Masa antara, sebuah masa transisi antara melepas kehidupan sebelumnya, selagi mempersiapkan kehidupan lanjutan.

Saat ini, aku sedang mengalaminya. Berada pada masa transisi, di mana mimpi-mimpiku sudah sebagian tercapai, dan kini saatnya melanjutkan mimpi-mimpi yang sudah aku tuliskan. Tapi entah kenapa, aku merasa belum cukup siap untuk lanjut. Karena tetiba saja (walaupun tidak ada hal yang terjadi secara tiba-tiba) aku harus bertempur untuk memperjuangkan mimpi-mimpiku selanjutnya. Bertempur melawan diriku sendiri, ego yang ada dalam diriku. Bimbang memilih antara merancang ulang mimpi sebagai sebuah unit, memenangkan mimpi dan harapan orang tua, atau tetap melanjutkan mimpi-mimpiku dengan dagu terangkat dan langkah tegap maju. Semua pilihan itu ada di hadapanku, terbentang. Di saat teman-teman yang lain sudah berjalan melanjutkan mimpi-mimpinya. Aku masih di sini, berdamai dengan egoku, juga mengalah pada diriku sendiri. Sampai pada akhirnya aku merasa lelah, dan hampir saja menyerah. tapi menyerah bukanlah pilihan untuk pejuang seperti aku. Lanjutkan mimpi, atau membangun mimpi orang lain. Dan perlu kamu tahu, berdamai dengan diri sendiri, serta membangun kesepakatan dengan hatimu terasa kurang enak dibanding melakukan kesepakatan dengan orang lain.

Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk mengalah pada egoku sendiri. Tetap bermimpi dan merancang tangga-tangga untuk mencapai mimpi tersebut, tapi belum untuk saat ini. Saat ini, saatnya aku membahagiakan kedua orang tuaku dengan menggenapkan mimpi mereka. Meskipun di masa transisi ini, ada kekosongan yang tidak rela aku biarkan, juga ada banyak kesempatan belajar serta berdamai yang sangat sayang untuk dilewatkan. Aku berserah dan menjalani masa transisi ini dengan sebaik-baiknya. Hingga nanti di waktu yang tepat, Tuhan kembali menuntunku berjalan meniti tangga impian-impianku.

Selamat untuk para sahabat yang telah melanjutkan mimpinya, menemukan pijakan serta tangga menuju ke atas. Aku masih berada di masa transisi yang ingin secepatnya ku akhiri. Tapi seperti sebuah musim, ini pun akan cepat berganti. Tunggu aku di sana, tunggu aku di puncak.