Selasa, 31 Januari 2012

Sahabat

Sahabat barangkali seperti puzzle yang terangkai indah dengan bentuk yang tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya..
Apakah bersahabat  semacam janji untuk selalu bersama. Semacam sebuah kesepakatan untuk "senang sama senang", "susah sama susah". Ada terbesit sebuah rasa ketidaknyamanan ketika sahabat kita melangkah lebih maju di depan kita. Rasanya tidak

Persahabatan seperti menyusun sebuah puzzle, yang tersusun bukan dengan bentuk yang serupa. Tetapi bentuk berbeda yang saling mengisi satu sama lain.

Apakah bersahabat semata-mata sekadar menemukan "cermin" diri kita pada dirinya?
Masihkah kamu, saya, dan kita mencari sahabat yang serupa..
Rasanya bukan

Temukan sahabat yang sanggup berlawanan denganmu, berselisih paham denganmu, mengecewakanmu, membuatmu terluka, dan dengan begitu ia dapat menerimamu apa adanya. Menerima bukan hanya kebaikan dan keagungan yang ada pada dirimu, tapi juga menerima dosa dan najis yang melekat pada dirimu. Bukan dengan hal-hal yang sama kita bersatu, tetapi dengan kesadaran, bahwa kita memang berbeda satu sama lain…

Sampai kapan kita bebangga hati berjalan dengan bayangan kita sendiri…
Sahabat yang berkata manis di depan kita dan menjelekkan musuh-musuh kita, suatu hari nanti mungkin juga dapat berkata yang kurang baik tentang diri kita dan bermuka manis di depan musuh.

Bersahabat bukan saling mengikat, tetapi melepaskan dan membebaskan. Menyadari secara utuh, bahwa sahabat adalah sosok jiwa yang berdiri sendiri dan berjalan pada titiannya untuk menemukan jati diri.

Bersahabatlah dengan musuh-musuhmu, kebencian tidak bisa dibalas dengan kebencian. Musuhmu adalah orang yang dapat melihat keduanya, hal-hal yang kurang menyenangkan, serta kebaikan yang tersembunyi dibalik semua itu




Tidak ada komentar:

Posting Komentar