Selasa, 01 Maret 2011

Kamu dan hujan

Tapak mungil berlari dalam bercak tanah yang basah
Hujan baru turun malam ini
Mewakili hati yang resah
Dedaunan gugur dalam kelam

Sabdaku malam ini mengalun sepi
Bagai lonceng berdentang di sebuah kuil tua yang hening
Keheninganmu seutuhnya milikmu
Berayun bandul jam tua yang semakin lelah
Menikmatimu dari sudut sana
Tertawa renyah
Lalu menangis

Mengapa tak kau sudahi saja semuanya?
Daun yang kering pun akhirnya akan berguguran
Menyatu dengan tanah
Berpadu dalam semesta

Lelakiku
Kau bagai hujan malam ini
Beriak namun tenang
Lebat penuh misteri kesunyian batin

Aku mencintaimu seperti hujan
Membuatku sekedar diam dan meresapi
Kerinduan yang mengalir dan memberikan aroma kehidupan
Hujan sepertimu, selalu saja tak menentu
Penuh misteri

Aku merindukanmu malam ini
Aku harap hujan dapat menghapus
Kemelekatan diriku akan dirimu
Malam ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar