Jumat, 22 Juli 2011

Beautiful You


"Rei, aku cantik ga sih?"
Suatu siang ketika kamu sedang tiduran di pahaku sambil menebak bentuk awan..
Aku tersentak, terbangun dari lamunanku tentang bayangan imajimu yang tergambar di langit..
Aku terdiam
Dan kau bertanya sekali lagi..
"Reeiii…." kali ini dengan nada mengalun kesal
"iya sayang" aku membelai rambutnya lembut
"aku cantik ga?"
"cantik, emangnya kenapa?" agak bingung sebenarnya mendengar Rena bertanya hal ini untuk pertama kalinya..
"cantik itu apa Rei? Aku ga tinggi, kurus kering lagi, betisku gede, rambutuku ikal dan coklat. Ga hitam kaya gadis yang di iklan shampo. Aku masih cantik ga"
Entah harus menjawab apa, yang pasti aku dibuat bingung oleh pertanyaannya yang seperti itu. Ada apa dengan Rena ku  yang biasa tampil apa adanya…

*****
" Kamu cantik Rena, seperti ini. Seperti Rena yang aku kenal."
"Bohong, kamu pasti Cuma menghibur aku aja!"  katamu sambil merajuk
Ah, sesungguhnya kamu menjadi semakin cantik ketika sedang merajuk seperti ini, dengan bibir yang sedikit maju ke depan, alis yang berkerut, tatapan manja dan tangan yang memilin lengan baju. Kamu terlihat sangat cantik seperti ini…

"Ga Rena, kamu cantik koq…"
"Coba Rei, menurut kamu cantik itu apa? Kamu mau jadi pacar aku karena dulu aku cantik ya?masih bagus badannya, ga kurus kering kaya sekarang?"
Ah, perempuanku sedang sensitif perasaannya dan aku harus berhati hati dalam menjawab. Salah sedikit bisa mati aku tidak dajak biacara satu minggu.

"Rena, cantik adalah sebuah jawaban bukan pertanyaan. Kalau aku ditanya, "kenapa kamu suka sama Rena? Aku jawabnya karena Rena itu cantik. Tuh kan, cantik itu jawaban. Bukan pertanyaan. Terus ya, kalau ada seorang suami yang ditanya, mengenai alasannya memilih istrinya. Pasti jawabannya karena cantik juga, walaupun menurut orang lain istrinya sama sekali tidak cantik. Jadi Rena, sebenarnya cantik itu relatif."

Ya Rena, menurutku cantik itu bukan dilihat dari warna kulit yang seputih salju, kakinya yang tinggi jenjang mulus seperti kaki meja, rambut lurus hitam pekat, hidung mancung, wajah balsteran, bibir seksi dan tubuh langsing seperti gitar Spanyol. Ya, meskipun perempuan dengan fisik yang indah dan penampilan yang menunjang memang sangat menarik, aku tidak menafikannya bukan? Tapi Rena, bukankah tidak adil. Membuat dikotomi cantik dan tidak cantik bila hanya sesuatu yang bersifat lahiriah menjadi tolak ukurnya?
Lalu bagaimana nasib perempuan yang berkulit hitam, hidung pesek, kaki yang pendek. Apakah mereka juga tidak cantik? Apakah mereka juga tidak bisa mendapatkan jodoh? Sungguh Rena, menurutku itu tidak adil… Tuhan menciptakan kita dengan sempurna. Wajahmu adalah wajah Tuhanmu, tempat segala kebaikan dan keburukan terpancar. Kurang Sopan rasanya menghina ciptaan Tuhan, karena itu berarti menghina penciptanya juga… ^^v

Rena cantik merupakan sesuatu yang terpancar dari dalam hati, kebaikan, kerendahan hati, ketulusan. Hal seperti itu yang membuat perempuan menjadi terlihat cantik, dan memang seperti itu nyatanya. Rena, jangan takut untuk memiliki badan yang besar, karena orang  yang berbadan besar memiliki hati yang besar, yang dapat menampung lebih banyak air mata dan kebahagiaan, serta dapat berbagi lebih banyak senyum dan tawa dan jangan takut juga bila sekarang kamu menjadi kurus, karena kurus tidak berarti kamu sekarat, bukan? Rena, cantik juga bukan berarti tidak berubah. Perubahan memang sesuatu yang sulit, tapi percayalah tidak berubah sedikit pun jauh lebih buruk. Aku tahu, tubuhmu nanti bisa jadi semakin besar, atau semakin kurus, keriput di wajahmu akan semakin banyak, dan rambutmu akan berubah warna dan rontok.  Jangan takut Rena, karena aku pun pasti begitu. Aku akan sangat ngeri ketika kulit kamu tidak berkerut, rambutmu tidak berubah warna dan tubuhmu tidak berubah. Itu berarti kamu menggunakan pengawet untuk mempertahankan kecantikan itu, ah seperti mayat hidup saja. Aku jadi takut mendengarnya…

Untukku, cantik itu apa adanya sayang, ketika kamu tersenyum dengan tulus. Bibirmu mengembang indah tanpa kepalsuan dalam balutan lipstik. Tanganmu menari riang di tengah taman yang indah dan kulitmu bercahaya tanpa balutan pemutih, kakimu berlari riang tanpa perlu memakai high heels yang kerap membuat kakimu lecet. Dan wajah ayu mu yang polos tanpa balutan foundation dan kawan kawannya itu. Aku senang melihatmu begini, cantik sempurna tanpa riasan. Ku akui kamu sedikit kurus sekarang, biarlah yang terpenting ukuran hatimu tetap besar…

Rena, kamu boleh tetap berdandan. Tapi bukan untukku, karena aku menyukaimu begini. Yang polos tanpa topeng…

"Rena, kamu cantik selamanya tetap cantik" sambil mengecup keningmu, kututup ceritaku. Mencium wangi lembut rambutmu ..

"Ya Rei, aku cantik ya. Nanti kalo rambut aku rontok karena kanker ini, kamu tetap sayang aku? Tetap mau cium kening aku?
"Ya Rena, pasti"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar