Hari-hari bertemu
dengan anak-anak adalah hari-hari mendebarkan. Ada rasa senang juga antusias
berlebih menanti hari-hari bertemu anak-anak. SDN 02 Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung,
Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah sekolah kedua tempat saya mengajar. Saya
memang mengajar di dua sekolah. SDN 01 dan 02 Bangun Jaya. Kondisi SDN 02
Bangun Jaya masih jauh bila dibandingkan dengan SDN 01, baik dari segi sarana
prasarana maupun jumlah guru. Guru di SDN 02 Bangun Jaya berjumlah 8 orang, 9
termasuk saya. Jumlah ruangannya pas 7, 1 untuk ruang guru dan 6 untuk kelas.
Sekolah ini butuh banyak sekali orang-orang yang peduli pendidikan. Seharusnya,
kepedulian itu dimulai dari guru, tetapi di sekolah ini, rasa memiliki guru
terhadap sekolah masih butuh peningkatan. Bila guru-guru di sini butuh api
semangat, hal ini berbanding terbalik dengan anak-anak. Siswa di sekolah ini
hanya 80 anak dari kelas 1 sampai 6. tetapi semangat mereka dua kali lipat
lebih besar dari jumlahnya.
Saya akan bercerita
tentang 8 orang anak luar biasa yang duduk di bangku kelas 5. saya mengampu
mata pelajaran matematika di sekolah ini. Saya berkenalan dengan anak-anak ini
sejak mereka duduk di kelas 4, dulu jumlahnya 9. hanya saja satu anak harus pindah
dengan alasan mencari jarak sekolah yang dekat dari rumahnya. Saya menyebut
mereka "Pasukan Delapan"
Mereka adalah
anak-anak penuh semangat. Dari sorot mata mereka terpancar rasa ingin tahu,
juga haus akan ilmu pengetahuan. Ketika saya mengajar di kelas memang banyak
sekali hutang yang harus saya bayar, karena anak-anak ini jauh tertinggal. Guru
matematika sebelum saya adalah sosok yang menyeramkan bagi anak-anak, ringan
tangan dan membuat anak-anak takut. Anak-anak semakin tidak suka dengan
pelajaran matematika. Tapi semua berubah ketika mereka tahu bahwa guru matematikanya kini bukan guru yang ringan tangan. Perlahan-lahan mereka mulai membuka diri. Memudahkan jalan saya untuk membayar hutang. Perlahan-lahan mereka mulai menyenangi pelajaran
matematika, dan ternyata sungguh luar biasa, kegiatan nyaur hutang tidak
seberat yang saya bayangkan. Anak-anak ini berlari sangat cepat, melebihi
kecepatan saya mengajar. Anak-anak ini cepat betul menangkap konsep matematika,
selalu meminta dibekali pekerjaan rumah,selalu minta tanya jawab, dan selalu
minta jumlah soal yang banyak ketika sedang latihan soal di kelas. Terkadang
saya sungguh kewalahan menghadapai mereka. Sering ketika saya menerangkan suatu
materi, mereka berkata "cukup bu, ga usah banyak-banyak contohnya,
langsung soal aja", kemudian yang lain menyahut "10 aja bu",
"20 bu", "50 bu". Selain itu, di akhir pelajaran mereka selalu menagih kegiatan tanya jawab, tebak-tebakan matematik atau menagih dibekali PR untuk dikerjakan di rumah. Saya hanya bisa terpana melihat tingkah
mereka di kelas, campur senyum sumringah dan haru. Saya baru menemui anak-anak
seperti ini, anak-anak yang coba saya tuntun untuk memahami suatu pelajaran, tetapi
mereka justru mengajak saya berlari sangat..sangat cepat. Walau terkadang
mereka masih kurang teliti, tapi mereka tidak pernah bosan meminta perbaikan.
Delapan anak ini, adalah anak-anak luar biasa. Anak-anak yang bisa sangat berkembang di masa depan, karena semangatnya yang luar biasa. Hal ini juga mengingatkan saya pada formasi angka
delapan,angka yang tidak pernah terputus. Semoga juga begitu, delapan anak yang
tidak pernah putus semangatnya, tidak pernah putus rasa persaudaraannya, tidak
pernah putus cita-citanya, juga tidak pernah putus asanya. Di masa depan, saya
percaya anak-anak ini akan menjadi anak-anak yang hebat. Anak-anak yang kelak
akan menggoreskan senyum di hati orang tua mereka :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar