Kamis, 24 Mei 2012

Semacam curhat

Jejaring sosial seperti facebook, twitter, etc saya gunakan untuk melihat perkembangan dunia. (dunia nyata, dunia maya. dunia alam gaib). Setidaknya, untuk selalu mengingatkan bahwa ada kehidupan lain di luar dunia yang saya singgahi.

Baru saja menengok salah satu grup pertemanan, dan ada seorang teman yang berulang tahun, maka kami pun memberinya ucapan selamat dan doa penuh kebaikan. Dalam salah satu komentar teman saya, ada sebaris doa yang sedikit menggelitik perut saya isinya kira-kira begini "semoga dapat berkembang menjadi cewek sejati". Ups... untung tangan ini ga keburu gatel untuk tulis komentar panjang lebar kali tinggi untuk menjelaskan, menjabarkan dan mempertanyakan apa yang dimaksud dengan konsep "cewek sejati?".
Untungnya teman saya itu orangnya santai, dia hanya membalas komen itu dengan jawaba singkat : "cewek sejati?cuma konstruksi media doang itu"

****
Sebelumnya saya pernah menulis entri ini, yang berhubungan dengan kecantikan. Waktu itu, lagi penuh emosi karena menghadapi sosok manis yang tidak pernah puas akan dirinya sendiri.
Kali ini, saya menulis karena tangan saya gatel setelah melihat komentar teman saya di situs jejaring sosial mengenai istilah 'cewek sejati', 'perempuan sejati', 'perempuan seutuhnya'. Karena istilah seperti itu pun kerap ditujukan pada saya...heu, alhasil, saya jadi tergoda untuk menulis entri ini (sekalian curcol boo)

Perempuan sejati, hasil konstruksi media itu yang berkulit putih, halus mengkilap, rambut panjang hitam, wajah mulus tanpa jerawat, tubuh langsing tinggi semampai perut rata. Hihi, saya minus itu semua, hormon testosteron saya jumlahnya di atas rata-rata sehingga tubuh saya dipenuhi rambut halus, seperti laki-laki. Jelas dong, ga bisa pake rok mini T.T, dengan ukuran betis yang atletis, kaki saya lebih mirip kaki pemain bola =D. Kulit saya kuning, dengan bekas luka disana-sini hasil kreativitas masa kecil, sebagai orang yang memiliki darah manis, bekas luka cenderung lama hilangnya, sampai menahun. Kulit saya jelas tidak mirip seperti wanita-wanita cantik di iklan TV. Ya, saya terlahir dengan rambut coklat kehitaman, bukan hitam pekat khas orang Indonesia, barisan gigi yang tidak rata dan tinggi bada saya yang cukup mencapai batas rata-rata.
Oh my God, menurut media massa, jelas saya tidak cantik. Tersingkirlah saya dari deretan nominasi perempuan sejati, ditambah saya tidak piawai di dapur. Hmmmm.....tidak mudah dilirik oleh calon mertua. Hihi, masih tergeli-geli sambil menulis ini, saya beneran jauh dong ya dari istilah 'perempuan sejati' hasil konstruksi media. Jadi saya ini apa dong? 'perempuan jadi-jadian?'...tapi sumpah deh, vagina saya asli bukan hasil operasi, dan payudara saya murni ga pake di campur silikon. Jadi, bukan perempuan jadi-jadian kan? kayak yang suka ada di Taman Lawang itu, heee.....

Sahabat saya, pacar saya yang dulu sampai terus-terusan ngajarin saya cara berpakaian yang baik, maskeran, diet sehat, cara jalan, semua itu agar saya menjadi 'perempuan sejati'. Belum lagi mama saya, yang terus-terusan menjejali saya dengan produk kecantikan, baju-baju perempuan, sepatu-sepatu teplek yang bikin kaki saya lecet minta ampun, "Sudah beranjak dewasa, harus merawat diri" katanya. Ya, saya sepakat dengan merawat diri, tapi bukan untuk menjadi perempuan sejati yang kayak di TV. Saya ingin merawat diri saya supaya badan saya ga dakian, muka saya ga jerawatan, jadi saya ga perlu tersiksa dengan sakitnya masa-masa "mateng" si jerawat. Saya ga mau paha saya kelewat besar atau perut saya jadi buncit karena itu berarti celana jeans saya akan makin menyempit, menyiksa saya untuk bergerak dan merogoh tabungan saya untuk menambah koleksi jeans saya. Tapi, untuk yang satu ini saya tahu solusianya, saya beli celana jeans yang pinggangnya pake karet elastis meskipun baru nemu satu ukuran yang pas buat saya "XXXL"!!

Kalau untuk menjadi perempuan sejati itu mesti seperti yang kayak di TV, saya jelas tertinggal jauh. Apa kabar dengan prestasi-prestasi yang saya toreh selama ini, yang saya capai dengan cucuran darah dan air mata (sungguh ini lebay), koq ya ga dilirik sama sekali. Sepertinya itu hanya menjadi hiasan di CV saya. Apa kabar dengan pengalaman naik-turun gunung, hidup tanpa listrik dan dicibir sana-sini untuk sebuah kegiatan kemanusiaan? itu ga cantik ya? bukan perempuan sejati?

Perempuan sejati itu yang kayak di iklan TV, yang diidamkan oleh lawan jenis. yang piawai dalam urusan "domestik" biar bisa dilirik. Lalu, kecerdasan, kebaikan hati, keteguhan, selera humor, semangat hidup...kemana semua itu, ga dilirik sama sekali kadang, bukan bagian dari penilaian (terkadang). Hal ini jelas membuat saya gerah. Pacar saya di masa lalu juga cerewet masalah ini, sepertinya juga dia korban TV deh,hehe. Seringnya ia jadi gusar melihat tumbuhnya jerawat di pipi saya, dan lain-lainnya sampai akhirnya kita berpisah, yang pertama kali ia lihat saat bertemu dengan saya pun adalah wajah saya, berjerawat atau tidak, paha saya, pinggang saya (Ups curhat).

Disamping semua tulisan yang sudah tertuang di atas. Saya pun sempat menjadi "korban" konstruksi media massa mengenai konsep "cantik" dan "perempuan sejati", baik itu yang dilakukan oleh orang lain maupun oleh diri saya sendiri. Saya sempat rajin maskeran dengan niat tampil putih untuk orang lain, bukan untuk diri saya sendiri. Saya sempat berniat mengecilkan paha biar bisa punya paha seperti teman saya, yang ga perlu susah cari ukuran celana karena pasti ujung-ujungnya mentok di paha. Saya pun sempat kehilangan rasa percaya diri. Sungguh, pembunuhan karakter! sehingga pada masa-masa seperti itu saya sering mendengarkan lagu-lagu motivasi yang berisi penerimaan pada diri sendiri, buku-buku tentang penerimaan, berbagi dengan sahabat yang benar-benar dapat menerima saya. Untungnya, hal ini bekerja dengan baik. Saya bukan hanya bisa menerima diri saya apa adanya, tetapi juga menerima orang lain seutuhnya, tanpa penilaian sesuai stadardisasi mana pun. Saya ingin menjadi cantik, untuk diri saya sendiri bukan untuk orang lain. Untuk itu, saya tetap merawat diri.

Menjadi perempuan sejati adalah hak setiap perempuan dan menjadi laki-laki sejati juga hak setiap laki-laki tentunya. Menjadi manusia sejati dengan cara masing-masing, cantik dengan cara sendiri, menjadi cantik untuk diri sendiri. Menerima diri sendiri apa adanya, sesuaing lukisan sang pencipta. Dengan kulit yang tidak selalu putih, wajah yang tidak selalu bersih (bahkan langit pun sepi bukan bila bintang tak hadir?), tubuh yang tidak harus jenjang. Jadi seperti diri sendiri saja, lebih hemat, lebih sehat ^^.

Gapapa kalau ga terbebas sepenuhnya dari standar media massa. Wong media mass itu gencar banget koq dan sangat berhasil mempengaruhi kita semua, hehe. Setidaknya kita bisa sama-sama belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya. Menjadi cantik luar dalam, dengan terus memperbaiki diri setiap hari ^^

Saya mencintai diri saya sendiri dan menerima diri saya apa adanya, dan saya memaafkan diri saya (afirmasi ku setiap hari)

Dan untuk kamu teman, selamat ulang tahun ya!
Selamat menjadi "perempuan sejati" menurut kamu, yang kuat, suka berpetulang, humoris dan penuh dengan ide-ide segar tapi tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar