Matahari selalu memberi senyum terbaiknya setiap hari, dan seperti tanpa beban. penuh kasih memberi sinarnya pada siapa saja...meski banyak dari kita tidak bersyukur atau berterima kasih pada matahari. dan matahari hanya tahu mengenai pemberian, memberi tanpa pamrih..
seperti sebuah pemberian, pemaafan harus disertai dengan ketulusan
menahun saya mendendam tanpa pemaafan...
mendendam pada keluarga, pada cinta, pada sejarah, pada suku saya, pada darah yang mengalir di daging saya dan segala hal yang saya kubur dalam-dalam. bersama luka yang terus ada tanpa pemaafan...
pemaafan yang dipaksakan tentunya akan menjadi pemaafan yang prematur
dan tidak akan pernah selesai. pada akhirnya saya memilih untuk tetap menyimpan dendam itu, luka itu dan rasa benci yang membuat saya mengumpat tiada henti. menyalahkan keadaan yang saat ini saya alami
bukan saya tidak ingin memaafkan, entah kenapa hati ini belum sungguh sungguh bisa memaafkan, dan ya...saya tidak ingin pemaafan yang prematur tentunya...
apakah memaafkan harus segera? saya rasa tidak, kita boleh menyimpan luka dan kebencian berapa pun lamanya, sampai pada akhirnya rasa lelah itu akan muncul. rasa lelah untuk membenci, dan berubah menjadi netral..pada saat itulah memaafkan dapat dilakukan, berdamai dengan diri sendiri
ini tidak dapat dipaksakan, akan tiba waktunya perasaan ini menjadi netral dan kebas, perlahan mulai berdamai pada diri sendiri dan yang terpenting, hati ini mulai bisa memaafkan "dirinya sendiri"
sungguh pemaafan yang luar biasa..
saya termasuk orang yang traumatik, entah sudah sedalam apa trauma ini saya kubur dalam-dalam..
trauma mengenai perceraian, keluarga yang tak lagi utuh..
trauma yang menyisakan luka dan rasa takut untuk membangun sebuah keluarga..
seiring berjalannya waktu, trauma ini membeku tetapi tidak sembuh
sampai pada suatu saat dalam sebuah perkumpulan, saya disadarkan bahwa hidup hanyalah pengulangan dan trauma yang sama mungkin akan timbul lagi menorehkan luka yang lebih dalam. untuk menghindari efek yang tidak baik bagi hati dan tubuh, berdamai dan memaafkan itulah cara terbaik
tidak perlu dipaksakan, hati akan tahu kapan tiba saatnya ia siap untuk memaafkan...
memaafkan apa apa saja yang pernah terjadi di masa lalu..
dapat berdamai dengan diri sendiri sungguh membahagiakan...
percayalah, dirimu adalah sumber kekuatan dan kelemahan dimana di dalamnya bersemai benih cinta kasih...
luka itu yang tertutup dan tertambal selalu menyisakan bekas luka
bekas luka yang mengingatkan kita pada peristiwa tertentu
memang, hidup kita bukan diukur dari setiap menit yang kita lalui, tetapi dari momen hidup yang pernah kita lewatkan..
ingatan tetangmu mungkin dapat dilupakan tetapi kenangan itu tidak akan pernah mati
dan disini, aku mengenangmu dalam diam
sometimes, memories are best kept hidden
aku memilih mengenangmu dalam diam
dan dalam suasana yang damai
aku mulai memaafkanmu.....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus