Tapak mungil berlari dalam bercak tanah yang basah
Hujan baru turun malam ini
Mewakili hati yang resah
Dedaunan gugur dalam kelam
Sabdaku malam ini mengalun sepi
Bagai lonceng berdentang di sebuah kuil tua yang hening
Keheninganmu seutuhnya milikmu
Berayun bandul jam tua yang semakin lelah
Menikmatimu dari sudut sana
Tertawa renyah
Lalu menangis
Mengapa tak kau sudahi saja semuanya?
Daun yang kering pun akhirnya akan berguguran
Menyatu dengan tanah
Berpadu dalam semesta
Lelakiku
Kau bagai hujan malam ini
Beriak namun tenang
Lebat penuh misteri kesunyian batin
Aku mencintaimu seperti hujan
Membuatku sekedar diam dan meresapi
Kerinduan yang mengalir dan memberikan aroma kehidupan
Hujan sepertimu, selalu saja tak menentu
Penuh misteri
Aku merindukanmu malam ini
Aku harap hujan dapat menghapus
Kemelekatan diriku akan dirimu
Malam ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar