2 oktober, bertepatan satu tahun batik dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia yang harus tetap dilestarikan. tapi euforia itu hanya terjadi tahun lalu, tahun ini semangat batik sudah meredup, tidak lagi seperti tahun lalu. pada tanggal 2 Oktober, semua wajib memakai batik.
tapi tulisan ini tidak berbicara mengenai batik
ini tentang hamster kesayanganku bernama momo, yang sudah menjemput ajal. dimakan oleh seudaranya sendiri yang bernama mimi. tepat ketika aku ingin melepas mereka. mengembalikan mereka ke habitat aslinya. membiarkan mereka hidup dengan bebas, mencari makan dengan mandiri, bersaing melalui proses seleksi alam dan mati dengan tenang. mati dengan memilih jalannya sendiri. tapi aku terlambat, momo sudah menemui ajalnya, tepat di kandangnya sendiri. kandang yang berbentuk rumah, yang aku atur senyaman mungkin untuk tempat tinggalnya. tempat yang menurutku sangat nyaman untuk tempat tinggal seekor hamster. sekali lagi, itu semua menurutku.
tapi nyatanya aku salah, momo tidak selalu nyaman. itu telihat dari betapa senangnya ia bermain, berlari ke kolong bangku dan tempat tidur ketika aku melepasnya keluar kandang.
hewan, sama sepertiku juga makhluk bebas yang tidak ingin dikurung. mereka ingin bidup bebas, dan mati dengan jalan yang dipilihnya sendiri.
momo seharusnya hidup bebas, bukan di dalam kandang, bukan hidup untuk dilihat sebagai makhluk lucu yang senang berputar di roda putarnya atau sebagai makhluk dengan ekspresi menggemaskan ketika sedang menyantap biji bunga matahari. dia juga ingin berlari di lapangan luas, berlari ketakutan dan mengumpat ketika sedang diintai oleh kucing. mencari makannya sendiri dan memilih tempat tidurnya sendiri..
aku ingin membebaskanmu, tapi kamu sudah terbebas..dengan jalanmu sendiri...
selamat jalan momo
sudah, aku tidak ingin lagi memuaskan keinginanku dengan memelihara hewan hanya untuk dinikmati kelucuaanya, hanya untuk hiburan semata. aku pikir itu tidak manusiawi..uppzz...memang tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar