Kamu memilih Ia, gadis sederhana yang menerimamu apa adanya, tanpa penilaian berlebihan, dan tulus bersahabat denganmu
Aku dan Dia hanya terobsesi, saling melayangkan rayuan palsu, sebatas obsesi berselimut ambisi
Aku dan Dia, menikmatimu dari jauh, menatap senyummu tanpa dapat terjamah olehmu
Aku dan Dia, berlomba mendapatkan hatimu
Aku dan Dia, saling melempar senyum sinis dan sindiran miris
Tapi kamu, tetap acuh
tak sedikit pun simpati
Aku iri, pada Ia yang kau beri perhatian dengan sepenuh hati
yang kau jaga dengan penuh hati-hati
yang kau sayang dengan rasa tulus
yang kau terima dengan tangan terbuka
sungguh Aku ingin menjadi Ia
dapat dengan bebas berteman denganmu
Egoku, terlampau tinggi. Aku ingin, memenangkan hatimu
Aku berlomba dengan penuh ambisi
tanpa piala ku dapat
Tapi Ia, mendapatkan semuanya tanpa perlu obsesi atau ambisi
Ia mendapatkan senyum tulus darimu
Ia memberimu sebuah ketulusan
sesuatu yang tidak Aku maupun Dia miliki
Aku dan Dia harusnya sadar bahwa cinta bukan sebuah kompetisi
yang terkuat,ia yang menang
Aku dan Dia seharusnya belajar pada Ia yang dapat mencintai dengan tulus
karena jalan cinta adalah jalan penuh ketulusan
bukan ambisi dan obsesi semata